-->

Apa Itu Enosimania? Yuk, Kenali Ciri-Ciri dan Cara Mengatasinya

apa itu enosimania

Setiap manusia pasti punya emosi. Emosi bukan berarti marah, tetapi marah adalah bagian dari emosi. Emosi adalah reaksi yang terjadi akibat situasi tertentu, baik dari luar maupun dari dalam tubuh. 

dapat dikatakan bahwa emosi adalah kondisi hati atau perasaan seseorang. Emosi sejatinya bersumber dari pemikiran kita sendiri. Ada emosi marah, senang, sedih, bosan, kecewa dan banyak lagi.

Baca juga: Cara Melupakan Mantan saat Masih Sayang

Bentuk pengutaraan emosi dilakukan secara verbal maupun non verbal. Bentuk verbal dilakukan dengan pengucapan kata-kata yang merupakan penggambaran emosi tersebut. Misalnya, ketika ada teman yang mengganggu kita saat mengerjakan tugas. 

Mungkin kita akan berkata, "Diamlah! Jangan berisik dan berhentilah mengganggu!" Atau mengatakan sebuah ancaman karena terlalu mengganggu seperti, "Aku tidak akan memaafkanmu jika kamu terus berbicara."

Bentuk non verbal dilakukan dengan tindakan-tindakan seperti menggebrak meja saat sedang marah, memeluk tubuh kekasih saat bahagia, ekspresi wajah tersenyum saat mendapat hadiah, banyak diam saat sedang terpuruk dan tindakan-tindakan penggambaran lain yang tidak secara langsung diungkapkan lewat kata-kata.

Apa itu enosimania?

Menurut dr. Ashwin Kandouw, Sp.KJ, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di RS Pondok Indah di Pondok Indah dan Bintaro Jaya, enosimania adalah kondisi di mana seseorang mempunyai pemikiran yang terus-menerus bahwa dirinya melakukan kesalahan besar. Oleh karena itu, penderita sering kali merasa takut mendapat kritikan dari orang lain.

Penderita enosimania memiliki emosi ketakutan yang berlebihan karena dia berpikir bahwa ia melakukan kesalahan besar.

Enosimania sampai saat ini belum diketahui pasti penyebabnya. Enosimania diduga disebabkan karena tingkat kecemasan yang tinggi dan beberapa faktor lain seperti keluarga dan lingkungan. Seorang pencemas sering merasa takut apabila akan mengambil keputusan. 

Mereka takut keputusan yang diambil salah kemudian disalahkan atau dikritik oleh orang tua ataupun masyarakat. Tuntutan keluarga ataupun masyarakat untuk selalu melakukan hal benar juga berpengaruh.

Terkadang, ada juga yang mencemooh atas kesalahan seseorang dan itu bisa membuat orang yang dicemooh menjadi lebih takut dan enggan membuat keputusan.

Baca juga: Cara Menghadapi Lingkungan Kerja Toxic

Tipe rasa bersalah yang menimbulkan enosimania

cara mengatasi gangguan enosimania

Dilansir dari Very Well Mind, ada beberapa tipe perasaan bersalah yang bisa menimbulkan enosimania. Beberapa penyebab enosimania di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Perasaan Bersalah yang Alami

Ketika kita melakukan sebuah kesalahan, tentu kita akan merasa bersalah dan itu adalah sebuah hal yang normal dan wajar. Biasanya kita akan meminta maaf untuk menebus kesalahan tersebut.

Penerimaan maaf dari orang yang kita rugikan akan membuat hati kita lega. Namun, jika kita tidak berkesempatan ataupun malu untuk minta maaf, perasaan bersalah itu akan kerap kali muncul dan mengganggu pikiran sehingga berpotensi menyebabkan enosimania.

2. Rasa Bersalah Maladaptif

Maladaptif adalah sebuah kondisi yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan, norma-norma yang berlaku, dan adat istiadat di lingkungan masyarakat setempat.

Sering kali kita merasa bersalah karena suatu hal yang bukan kuasa kita, seperti : "Andai aku tidak menaruh banyak uang di dompet, uangku yang hilang tidak akan terlalu banyak" atau "Andai aku mengajaknya pergi, mungkin dia tidak akan celaka di rumahnya sendiri."

Baca juga: Cara Menghilangkan Negative Thinking

Pemikiran-pemikiran tersebut sebenarnya wajar, tetapi jika terus saja dipikirkan, perasaan bersalah tersebut dapat berpotensi menyebabkan enosimania.

3. Selalu Berpikir Buruk

Semua orang pasti pernah berpikiran buruk padahal belum tentu apa yang dipikirkan benar. Ada orang jarang mengutarakan pemikiran mereka karena menganggap itu sebuah kesalahan. 

Ketika ada seseorang yang dianggap bisa membaca pemikiran mereka, mungkin mereka akan semakin ketakutan dan tertekan.

4. Rasa Bersalah Eksistensial

Kondisi ini biasanya terjadi akibat konflik mengenai eksistensi diri dan arti hidup. Perasaan ini kerap kali muncul dari pemikiran ketidakadilan lingkungan terhadap diri sendiri maupun orang lain. 

Contoh dari kondisi rasa bersalah eksistensial adalah ketika kita selamat dari kecelakaan sementara saudara kita tidak atau ketika melihat orang lain yang tidak senasib dengan kita. Perasaan ini tidak baik dibiarkan berlarut-larut karena bisa berpotensi menyebabkan enosimania.

Menurut dr. Ashwin, ciri-ciri seseorang yang menderita enosimania adalah mirip dengan tanda dan gejala cemas pada umumnya, seperti rasa cemas yang berlebihan, berdebar, sesak napas, banyak berkeringat, otot yang tegang dan kaku, serta bisa muncul sakit kepala. 

Gejala tersebut akan semakin terasa jika penderita semakin berpikir telah berbuat kesalahan atau akan dikritik atas kesalahan tersebut. Apalagi jika benar-benar dikritik, mereka akan semakin merasa tertekan.

Bagaimana mengatasi gangguan kecemasan akibat enosimania?

Ada baiknya segera berkonsultasi ke dokter ataupun ke psikolog agar kita tidak menduga-duga sendiri dan berujung salah duga. 

Kamu tidak perlu khawatir karena malu sebab melalui beberapa terapi dan pengobatan serta dukungan yang cukup dari orang terdekat, penyakit ini dapat dengan mudah untuk sembuh.

Apakah kamu memendam cerita yang tidak bisa lagi kamu pendam? Kami menyediakan ruang #curhatonlinegratis untuk setiap masalah yang kamu alami. Yuk, kunjungi ruang curhat online - 🔗

 

Cerita menginspirasi teman-teman kami bisa kamu baca di halaman Daily Life.

Kamu juga bisa berbagi pengalaman menarik dan menginspirasi yang berpotensi dibaca oleh banyak orang.


Yuk, bersuara bersama kami!


Penulis: Lailatul H.
Editor: Arin Khurota


You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>