-->

8 Perkataan Toxic yang Perlu Dihindari Orang Tua

Perkataan toxic yang perlu dihindari orang tua karena dapat memengaruhi perkembangan mental anak...
toxic parenting

Menjadi orang tua bukan hal yang mudah, terutama jika kita sebagai orang tua memiliki pengalaman kelam. Cara didik orang tua akan memengaruhi perkembangan mental anak. Satu perkataan yang menyakitkan saja bisa membekas seumur hidup dalam benak anak.

Pernahkah Anda menjumpai anak mengatakan, "Saya tidak minta dilahirkan!" atau mungkin perkataan yang sejenis demikian. Kami juga sering mendengar perkataan orang tua mengatakan, "Kenapa kamu berbicara begitu baik ke orang lain, tapi ke orang tuamu sendiri begitu menyakitkan?"

Anda sebagai orang tua merasa anak Anda telah menyakiti Anda dengan kata-katanya. Namun, pernahkah Anda menyadari, mungkin saja Anda yang telah menyakiti anak Anda terlebih dahulu hingga ia menjadi demikian. 

Bisa jadi, ia selama ini menahan emosi dan rasa sakitnya dalam diam, hingga sekali berkata berarti hal itu telah benar-benar menyakitkan baginya. Pernahkah berpikir demikian?

Baca juga: Cara Menghadapi Lingkungan Kerja Toxic

Perkataan toxic yang dapat mengganggu perkembangan mental anak

Anak berhak mendapatkan cinta dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Namun, bagaimana jika ternyata orang tua justru menjadi "racun" untuk anak-anaknya?

Pada 2008, The Administration of Children and Families di US Department of Health and Human Service melaporkan bahwa lebih dari 50 ribu anak mengalami gangguan emosional. Rasa sakit dalam diri anak lebih banyak muncul akibat perkataan yang menyakitkan daripada bentuk rasa sakit fisik.

Rasa sakit emosional tidak tampak, tetapi dapat meninggalkan bekas dan ingatan dari kejadian yang terjadi singkat tersebut seumur hidup. Rasa sakit ini bahkan lebih banyak muncul dari orang-orang terdekat, terutama orang tua.

Kepribadian anak dapat terbentuk berdasarkan bagaimana ia diperlakukan. Lalu, bagaimana kita dapat mengetahui peran orang tua yang seharusnya menjadi pelindung, justru berubah menjadi toxic? Berikut perkataan toxic yang dapat memengaruhi perkembangan mental anak.

Perkataan Toxic

1. Kata-kata kasar yang merendahkan

"Kamu jelek."
"Kamu terlalu pendek."
"Kamu terlalu kurus."
dan sebagainya...

Sebagai orang tua, apakah Anda pernah mengatakan kalimat yang merendahkan anak sebagaimana contoh tersebut?

Anak yang sejak kecil didik dengan kalimat yang kasar di mana sifatnya merendahkan penampilannya akan membentuk kepribadian anak yang kurang percaya diri dengan apa adanya diri anak. Perkataan yang merendahkan dapat meningkatkan rasa insecurity anak, bahkan meningkatkan permasalahan mental yang serius, seperti eating disorders.

Orang tua sebaiknya mengajarkan pada anak bagaimana untuk mencintai dan menghargai diri mereka sendiri, tidak peduli bagaimana penampilan mereka terlihat dari luar.

Baca juga: Cara Menjadi Orang Kaya

2. Perkataan provokatif terhadap kelakuan anak

"Kenapa kamu bersikap tidak seperti anak-anak lain?"
"Kenapa kamu tidak bisa bersikap sopan di acara...?"
"Kenapa kamu berjalan seperti itu?"
"Kenapa kamu mengunyah seperti itu?"
"Kenapa kamu berbicara seperti itu?"
dan sebagainya...

Anak-anak akan cenderung mempercayai apa yang dikatakan oleh orang tuanya. Jadi, pertanyaan atau komentar orang tua seperti demikian akan membuat anak merasa ada sesuatu yang salah dalam dirinya.

Anak akan kesulitan untuk menjadi diri mereka sendiri ketika berinteraksi bersama orang-orang, dan kemungkinan besar anak akan merasa terjebak oleh ketidaknyamanan, kegagalan, ketakutan.

3. Harapan egois

"Aku harap kamu tidak pernah lahir."
"Aku harap aku dulu menggugurkanmu."
"Aku menyesal membesarkanmu."
"Aku berharap kamu menjadi anak yang berbeda."

Orang tua seharusnya tidak mengatakan hal yang seperti itu. Terkadang, ketika emosi sedang meluap, tidak jarang tanpa sengaja kalimat tersebut diucapkan.

Perkataan seperti itu akan melukai anak secara emosional, membuatnya kehilangan identitas diri bahkan mendorong anak melakukan self harm dan depresi dini. Sebaliknya, orang tua seharusnya membuat anak-anak merasa dicintai dan berharga.

4. Membuat anak merasa seperti beban

"Memilikimu itu melelahkan bagiku!"
"Kamu membuatku menghabiskan terlalu banyak uang."
"Susah banget ngurus kamu!"
dan sebagainya.

Jika orang tua mengatakan hal semacam ini, maka dalam diri anak akan tumbuh pemikiran bahwa mereka adalah beban untuk orang tuanya. 

Secara tidak sadar, hal ini akan merugikan kepribadian anak, membuat anak menyembunyikan apa yang mereka butuhkan, menyembunyikan perasaan, juga menyembunyikan masalah. Tindakan ini akan muncul dalam diri anak hanya karena mereka ingin menghindari kemarahan dari orang tuanya.

Kurangnya cinta dan kasih sayang orang tua, atau kurangnya hal-hal materialistis merupakan beberapa penyebab anak cenderung mencuri dan bersikap kasar.

5. Perbandingan yang tidak sehat

"Kenapa kamu tidak bisa seperti saudaramu?"
"Kenapa kamu hanya mampu juara tiga, saudaramu bisa juara satu?"
"Anak-anak lain lebih baik darimu."
dan sebagainya.

Sebagai orang tua, mungkin tanpa sadar Anda pernah membandingkan anak dengan anak orang lain, baik sengaja atau tidak sengaja. Saya pernah mendengar perkataan orang tua yang menyatakan bahwa mereka membandingkan anak-anaknya dengan orang lain untuk memotivasinya.

Namun, kebiasaan membandingkan anak tanpa Anda sadari dapat mengurangi rasa harga diri anak secara signifikan dan membuat mereka berpikir bahwa mereka tidak pernah cukup baik untuk kedua orang tuanya, tidak peduli seberapa keras mereka mencoba.

Membandingkan anak dengan yang lain juga dapat meningkatkan hubungan yang tidak sehat di antara anak dengan temannya. Hal ini karena mereka merasa rendah diri dan membenci satu sama lain.

Anak seharusnya diperlakukan dengan hak yang sama untuk membangun identitas kepercayaan diri anak sejak dini.

6. Perkataan atau kalimat yang kasar secara verbal

"Bodoh kamu, tidak berguna!"
"Cuma juara 10, kalau juara 1 baru kamu pintar!"
"Kamu tidak akan pernah mampu membuatnya!"
dan sebagainya...

Perkataan seperti itu dapat membahayakan harga diri anak. Penting bagi orang tua untuk mendorong rasa percaya diri dalam diri anak dan membantu anak untuk mempercayai kemampuan dirinya.

7. Mengancam ditinggalkan

"Kalau nakal, kutinggalkan kamu disini!"
"Kamu bangun dan tidak akan menemukanku."
"Aku akan menghilang."
dan sebagainya...

Kalimat-kalimat ini dapat menyebabkan anak mengalami masalah dalam hubungan dengan orang lain karena pengabaian di masa kecilnya, merasa bahwa orang-orang yang dicintainya akan pergi meninggalkannya karena mereka. 

Ketika anak telah tumbuh dewasa, pemikiran seperti itu akan tertanam tanpa sadar dalam diri mereka, membuat mereka kesulitan untuk mempercayai pasangannya karena khawatir akan ditinggalkan.

8. Janji kosong

"Jika kamu bisa melakukan ini, aku akan membelikanmu itu."
"Aku akan mengantarkanmu kesana lain waktu."
Namun, orang tua tidak pernah membelikan anak apa yang telah dijanjikannya.

Ketika orang tua menjanjikan sesuatu pada anak, tetapi tidak mampu memenuhinya, maka hal ini akan merusak kepercayaan anak terhadap orang tuanya, bahkan terhadap orang lain. Anak pun akan merasa dikhianati. 

Janji palsu adalah sebuah pembelajaran terbaik untuk mengajari anak bagaimana untuk tidak mempercayai orang lain dalam hidup.

Perkataan Toxic yang Perlu Dihindari Orang Tua

Sebagai sebuah kesimpulan, perkataan jauh lebih menyakitkan dan berbahaya pada perkembangan mental anak. Luka yang tidak tampak jauh lebih dalam efeknya, terutama dalam jangka panjang. Oleh karena itu, sebagai orang tua sebaiknya lebih berhati-hati dalam mendidikan anak, terutama pemilihan kalimat dalam berucap.

Happy parenting!

Kami menyediakan ruang #curhatonlinegratis untuk setiap masalah yang dialami atau membutuhkan saran masukan untuk kehidupan. Yuk, kunjungi ruang curhat online - 🔗

Cerita menginspirasi teman-teman kami bisa kamu baca di halaman Daily Life.

You may like these posts

  1. To insert a code use <i rel="pre">code_here</i>
  2. To insert a quote use <b rel="quote">your_qoute</b>
  3. To insert a picture use <i rel="image">url_image_here</i>